Kamis, 21 April 2011
Mati 24 Hari, Hidup Lagi
Kediri-HARIAN BANGSA
Warga dilingkungan Boto Lengket Kelurahan Bujel Kemacamatan Mojoroto Kota Kediri digegerkan dengan adanya seorang warganya yang telah dimakamkan sejak Jumat (1/4) lalu, kini pulang dalam kondisi masih hidup dan sehat.
Kontan saja pria tua itu jadi tontonan warga setempat. Ya, Mat Ikhsan (76) oleh keluarganya dianggap sudah meninggal dunia, tiba-tiba muncul kembali pada Rabu (20/4) siang. Padahal sebelumnya, pada Senin (28/3) lalu, warga digegerkan dengan ditemukannya mayat kakek yang gantung diri. Mayat yang sudah membusuk itu diyakini sebagai mayat Mat dan jenazahnya dikuburkan di taman pemakaman umum (TPU) lingkungan Wonosari Desa Bujel.
Sukemi, Sepupu Mat Ikhsan menuturkan bahwa kepulangan kerabatnya tersebut bermula dari kedatangan Kliwon, teman Mat Ihsan, ke rumah dan mengabarkan jika baru saja bertemu dengan Mat Ikhsan.
Kabar itu tentu saja tak dipercayai keluarga. Kliwon pun akhirnya meyakinkan dengan berbagai cara pada keluarga Mat Ikhsan. “Dia sampai mempertaruhkan sepeda motornya jika salah,” ujar Sukemi yang ditemui di rumah Mat Ikhsan.
Kliwon menuturkan, saat itu ia bertemu dengan Mat Ikhsan ketika sama-sama melintas di Jalan Yos Sudarso wilayah Pocanan, Kecamatan Kota. Ketika berpapasan tersebut, Kliwon yang tahu bahwa rekan kerja semasa mudanya itu telah meninggal sempat tidak percaya ketika melihatnya. Akhirnya dirinya memutuskan balik arah untuk menemui temannya yang sedang jalan kaki itu.
“Sama Kliwon diajak dulu makan ke warung dan tidak boleh kemana-mana, lalu ditinggal ke sini, untuk menemui saya,”cerita Sukemi.
Keluarga yang datang ke warung di Pocanan juga yakin bahwa itu Mat Ikhsan, akhirnya dibawa pulang ke rumah. Tetangga yang mendengar kabar itu berbondong-bondong datang untuk melih Mat Ikhsan untuk menunggu dan melihatnya.
Mukini (51), anak Mat Ihksan yang pulang lebih awal dari tempatnya bekerja karena mendapat kabar ini langsung menangis dan memeluk serta menciumi tubuh bapak yang selama ini sudah dianggap meninggal.
Sementara itu, Mat Ikhsan mengaku selama ini, dirinya sengaja pergi dari rumah karena merasa tidak kuat dengan beban hidup yang ia hadapi.
“Saya bingung, anak-anak saya sakit,” ujarnya dengan suara lirih.
Terpisah, Kemi (51) tetangga Mat Ikhsan mengaku, jika yang meninggal kemarin yang diduga Mat Ikhsan, ternyata bukan, kemungkinan keluarga maupun pihak kepolisian salah melakukan identifikasi.
“Memang saat itu, pihak keluarga sempat melihat mayat yang mempunyai ciri-ciri mirip dengan Mat Ikhsan, seperti adanya kelainan di jari kaki, namun mayat yang ditemukan gantung diri tersebut wajahnya sudah tidak dikenali,” ujarnya.
Lantas, lanjut Kemi, setelah pihak keluarga meyakini mayat yang sudah membusuk akibat gantung diri tersebut adalah Mat Ikhsan, maka pihak keluarga langsung menguburkannnya dan juga telah mengadakan selamatan.
“Anak pertamanya juga saat itu yakin, jika yang mati bapaknya, namun ternyata saat ini Mat Ikhsan malah pulang dalam kondisi sehat,” ujarnya.
Dalam pemeriksaan dokter Puskesmas Sukorame, kondisi kesehatan Mat Ikhsan relative normal, hanya sedikit mengalami kekurangan cairan, karena kemungkinan selama tidak pulang, jarang makan dan minum. “Nanti setelah makan, kondisi kesehatannnya akan kembali normal,” kata dr Greta usai memeriksa kondisi pasien.
Sementara itu, kehebohan juga terjadi di TPU Lingkungan Wonosari, masyarakat berduyun-duyun melihat makam yang sebelumnya diyakini Mat Ikhsan. Dari pantauan di TPU setempat, kondisi makam memang ambles, tapi tidak ada tanda-tanda ada seorang yang baru keluar dari makam tersebut.
“Makamnya Mat Ikhsan dulu juga di sini, kalau masalah tanahnya ambles, ini sudah biasa,” ujar juru kunci TPU setempat Supardi (60).
Hingga kini, pihak kepolisian mengaku masih meminta keterangan dan sejumlah saksi, untuk memastikan jika yang meningal dulu bukanlah Mat Ikhsan.
“Saat ini kami masih memeriksa sejumlah saksi, untuk memastikan kebenaran kabar itu,” ungkap Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Didit Prihantoro.
Saat disinggung, apakah nanti pihak kepolisian akan melakukan pembongkaran makam untuk memastikannya, Didit mengaku, jika hal itu tidak perlu dilakukan. “Cukup keluarga saja, tidak perlu sampai membongkar makam,” pungkasnya. (kdr-1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar